Sabtu, 17 Januari 2009

Properti fisika pada media fluida

Properti fisika yang sangat berpengaruh bagi mengalirnya media fluida dan bagaimana perilaku mereka ketika berinteraksi dengan partikel adalah sbb :
1. Densitas (ρ) :
Didefinisikan sebagai masa per unit volume. Densitas fluida karena itu dapat dianggap sebagai kuantitas masa fluida per unit volumenya. Densitas dari fluida akan berpengaruh setidaknya terhadap : besarnya gaya atau stress bekerja didalam fluida ketika mengalir, serta mengontrol besarnya gaya apung yang bekerja pada partikel sediment pada interaksinya dengan fluida yang pada gilirannya akan mengontrol perilaku fluida dan kemampuannya untuk menggerakkan butiran tersebut.

2. Viskositas (µ) :
Didefinisikan sebagai rasio dari shear stress (t,gaya shearing/luas area) terhadap laju deformasi (du/dy) dari shear sepanjang fluida. Viskositas menggambarkan kemampuan dari fluida untuk mengalir. Viskositas akan bervariasi menurut temperatur

Kita dapat membayangkan aliran fluida sebagai lembaran pelat parallel yang saling bergerak satu sama lain. Bila kita tarik garis tegak lurus terhadap pergerakan relative dari pelat tersebut, maka garis ini akan berdeformasi menjadi garis lurus yang memiliki inkliasi kearah pergerakan dari shear. Viskositas karena itu didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menghasilkan laju deformasi atau sliding dari lembaran imajiner tsb.

Meningkatnya viskositas , menuntut naiknya shear stress agar laju deformasi pelat tadi tetap sama.

3. Hubungan viskositas dan densitas
Karena kedua parameter viskositas dan densitas memegang peranan penting dalam perilaku fluida, maka keduanya sering dihubungkan sebagai term kinematic viscosity(v) :
v = µ / ρ

Cinta Makan Kuliah

Hidup ini memang menyenangkan. hidup ini membutuhkan banyak hal agar menjadi menyenangkan!! dalam hidup di butuhkan cinta. ya ga?? so, apakah cinta itu??

Jatuh Cinta merupakan “pengalaman cinta” yang alami (berdasarkan naluri kita) dan ini telah menjadi satu bagian dari pembentukan psikologi manusia. Pria dan wanita pada umumnya memiliki kemungkinan yang besar untuk mengalami jenis cinta ini. Tetapi, karena natur dari cinta ini berdasarkan naluri kita, tahapan cinta ini bisa menyebabkan kita membentuk suatu kebiasaan yang terpaku pada obsesi (dimana ini sangat tidak sehat) mereka selalu menjadi buta terhadap realita diri dan orang yang mereka cintai. Obsesi ini akan bergerak seperti virus dimana ini akan membuat orang kehilangan rasionya. Orang yang berada dalam tahapan cinta ini akan selalu percaya bahwa orang yang ia cintai itu merupakan orang yang paling sempurna.

selain cinta gw rasa kita membutuhkan makan, ya ga?? jdi menurut lo dimana seh tempat favorit lo nutk makan, kecuali makanan yang dimasak oleh ibu kita sendiri.. key,, menurut gw di pizza hut lumayan enak makanan nya, tapi kayaknya harganya sih yang kurang enak. yah porsi small ja bisa bwt gw ga makan 2 hari.. so, tempat makan yang enak menurut gw ya, pizza hut tapi di traktir ma orang, huahuahua..

selain itu apaan ya yang penting?? kayaknya pendidikan lah.. yah supaya ada bekal masa depan ja.. cuba lo bayangin ja pengangguran indonesia makin banyak. gmana mw bersaing jika tak punya pendidikan tinggi.. yah kalo mw milih universitas bg yang mau kuliah kayaknya bebas ja ga perlu terlalu berhrap sama yang terlalu gmana gitu. yah kalo universitas padjadjaran keren jg tu, cm sistem nilai di unpad ga adil gitu. maju selalu unpad. bg yang di jawa, kalo di sumatera kayaknya usu jg keren tu, tw kan??yang ada di medan itu lho…

selain cinta, makan, pendidikan apalagi yah yang panting dalam hidup ini?? kayaknya agama lah.. masak jadi manusia ga memiliki kepercayaan, kan tak lucu itu. kayaknya masih banyak lagi lah..

Tips Menghadapi Tes Potensi Akademik

Tips Menghadapi Tes Potensi Akademik

Sesudah tidak berhasil – rasanya sih; perasaan tidak berdaya itu bener-bener nggak enak ya – menghadapi Tes Potensi Akademik (TPA)

· Soal-soal TPA tidak dirancang untuk dijawab semuanya. Kita ambil soal matematika dasarnya sebagai contoh. 90 soal, 60 menit. Berarti 1 soal 40 detik. Orang jenius macam apa yang bisa ngerjain setiap soal dalam 40 detik? Baca soalnya aja udah 20 detik sendiri. Jadi, strateginya adalah dalam 20 detik membaca soal itu kita sudah tentukan, soal ini gampang atau tidak. Kalo susah, ya tinggal aja, kerjain yang lain. TPA itu soalnya 250 biji, jadi jangan kuatir kehabisan soal.

* Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu. Ini mungkin trik kuno, tapi beneran harus dipraktekkan. Biasanya yang di depan-depan itu lebih susah dan lebih makan waktu, jadi coba mulai dari bagian belakang.
* Beli buku-buku TPA ,tapi untuk bisa membayangkan soal TPA yang sesungguhnya, kalikan kesulitannya tiga kali. OTO Bappenas memang nggak kira-kira bikin soalnya.
* Untuk menaklukkan soal-soal bahasa Indonesia, sering-sering baca kolom-kolom di koran. You know, those on the editorial pages. Soal-soal bacaan/wacananya kebanyakan diambil dari sana. Kalo nemu kata-kata yang aneh, segera konsultasikan dengan kamus Bahasa Indonesia.
* Coba ingat beberapa istilah kunci di bidang statistik. Ini keluar di beberapa nomor pertanyaan Bahasa Indonesia. Misalnya: variansi, simpangan baku, dan semacamnya.
* Sisakan waktu untuk “nembak”. Jelas. Lihat butir nomor satu. Nggak ada nilai minus kok.

Hanyalah

Hanyalah…

Aku hanyalah tiang

Aku hanyalah paku

Aku hanyalah bumi

Dan aku setetes gerimis

Namun aku tetaplah aku

Manusia Dan Cinta Kasih

I. PENDAHULUAN

Makalah ini membahas mengenai manusia dan cinta kasih. Sebelum makalah ini dibahas semakin jauh, secara singkat saya akan mulai membahas mengenai manusia dan juga tentang cinta itu sendiri.

Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia). Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.

Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman menperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu di titik beratkan pada perasaan dan cerita romantika. Tetapi, pengertian akan natur dari cinta akan membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan ini.

II. ISI

Secara singkat pada bahagian pendahuluan telah dijelaskan mengenai manusia dan cinta tersebut, tetapi sekarang pada bagian ini kita akan membahas mengenai manusia itu secara lebih terperinci.

Ada banyak versi mengenai manusia, dan tergantung dari dan berdasarkan apa orang lain menngertikan mengenai manusia tersebut.

Dari segi psikologis pendidikan manusia itu dapat memiliki hakikat sebagai berikut:

· Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

· Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.

· Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

· Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

· Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati

· Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas

· Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.

· Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

Dan pembagian manusia diatas berdasarkan psikologis pendidikan.

Dari segi biologis, manusia dapat dijelaskan kedalam beberapa ciri – ciri antara lain: ciri – ciri fisik. manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens.

Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari). Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria. Setelah ciri – ciri fisik ada juga ciri – ciri mental. Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan. Juga terdapat habitat manusia itu sendiri. Pandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan dataran sabana di Afrika. (lihat Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti pertanian, pengairan, urbanisasi dan pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti pengangkutan dan produksi barang.

Selain segi biologis, manusia juga di pandang dari segi kerohanian. Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai “orang manusia” terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, adalah perdebatan di antara organisasi agama mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama. Ada beberapa sistem kepercayaan yang dianut manusia, antara lain animisme, dinamisme, mistiksme, lalu politeisme, dan sekarang manusia menganut monoteisme.

Juga dapat di tinjau dari segi kebudayaan dan peradaban. Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai “orang manusia” terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, adalah perdebatan di antara organisasi agama mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui ritual dan agama.

Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfileman menperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu di titik beratkan pada perasaan dan cerita romantika. Tetapi, pengertian akan natur dari cinta akan membantu kita semua untuk lepas dari ketidakjelasan ini.

Gary Chapman didalam bukunya “ Lima bahasa cinta untuk bujang”(the five love language for single) menyatakan bahwa ada dua macam cinta: Jatuh cinta (tahap obsesi dari cinta) dan cinta yang didasarkan atas janji (sumpah). Dengan melihat kedua jenis cinta ini, kita akan dimampukan kita untuk melihat cinta dengan lebih jelas lagi.

Jatuh Cinta merupakan “pengalaman cinta” yang alami (berdasarkan naluri kita) dan ini telah menjadi satu bagian dari pembentukan psikologi manusia. Pria dan wanita pada umumnya memiliki kemungkinan yang besar untuk mengalami jenis cinta ini. Tetapi, karena natur dari cinta ini berdasarkan naluri kita, tahapan cinta ini bisa menyebabkan kita membentuk suatu kebiasaan yang terpaku pada obsesi (dimana ini sangat tidak sehat) mereka selalu menjadi buta terhadap realita diri dan orang yang mereka cintai. Obsesi ini akan bergerak seperti virus dimana ini akan membuat orang kehilangan rasionya. Orang yang berada dalam tahapan cinta ini akan selalu percaya bahwa orang yang ia cintai itu merupakan orang yang paling sempurna.

Ciri dari orang yang sedang jatuh cinta ada tiga :

· Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,

· Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan

· Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.

Saya juga mengutip berbagai macam pengertian dan jenis cinta, yaitu:

· Cinta berjenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis ini, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

· Cinta yang memiliki jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi
kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta ini adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya
menyambung tali kasih sayang.

· Jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan.

· Cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis ini bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir
tak menyadari apa yang dilakukan. Seperti contoh cinta Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

· Cinta yang rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk mengerjakan hal yang penting, membelanya meskipun salah.

· Cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak.

· Cinta rindu. Rindu adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta.

· Perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia). Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.

Gary Chapman didalam bukunya “ Lima bahasa cinta untuk bujang”(the five love language for single) menyatakan bahwa ada dua macam cinta: Jatuh cinta (tahap obsesi dari cinta) dan cinta yang didasarkan atas janji (sumpah). Dengan melihat kedua jenis cinta ini, kita akan dimampukan kita untuk melihat cinta dengan lebih jelas lagi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jablonski, N.G. & Chaplin, G. “Evolusi pewarnaan kulit manusia.” Catatan Teratur Evolusi Manusia 39 (2000) 57-106. (dalam bentuk pdf)
2. Robins, A.H. Perspektif Biologis pada Pigmentasi Manusia. Cambridge: Cambridge University Press, 1991.

Pelapukan pada batuan

Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan/atau biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri (Boggs, 1995).

II.1. PELAPUKAN FISIK
Pelapukan fisik adalah proses dimana batuan pecah menjadi kepingan yang lebih kecil, tetapi tanpa mengalami perubahan komposisi kimia dan mineral yang berarti. Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan fragment/kristal kecil sampai blok kekar (joint block) yang berukuran besar.
Jenis pelapukan fisik:
• Stress release: batuan yang muncul ke permukaan bumi melepaskan stress menghasilkan kekar atau retakan yang sejajar permukaan topografi
• Frost action and hydro-fracturing: pembekuan air dalam batuan. Proses ini tergantung:
1.keberadaan pori dan retakan dalam batuan
2.keberadaan air/cairan dalam pori
3.temperatur yang turun naik dalam jangka waktu tertentu.
• Salt weathering: pertumbuhan kristal pada batuan.
• Insolation weathering: akibat pemanasan dan pendinginan permukaan karena pengaruh matahari
• Alternate wetting and drying: pengaruh penyerapan dan pengeringan dengan cepat.

II.2. PELAPUKAN KIMIA
Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk kristal mineral baru.
Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin.

Jenis pelapukan kimia
1. Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan membebaskan kation logam dan silika. Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting dalam pelapukan kimia.

2. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air. Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.

3. Oksidasi berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain yang mudah teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S).

4. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam pelarutan.

5. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang baru.

6. Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.

Pengertian Batuan Sedimen

Batuan SedimenRata Penuh

Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin banyak menemui batuan sedimen hanya saja kita kurang peka. Di sini saya akan berbagi mengenai batuan sedimen sebatas yang saya baca. Karena ruang lingking sedimen terlalu besar maka di batasi hanya sebatas pengertian saja.
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan bumi.
Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh airdan juga termasuk didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam air atau dalam bentuk larutan kimia.
Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebgai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

Note: jika ada kekurangan harap ditambahkan, jika salah harap di benarkan.

Daftar Peraih Nobel Fisika

John C Mather dan George F Smoot

Peraih Nobel Fisika 2006
Komite Nobel Swedia di Stockholm, Selasa (3/10), kembali memberi penghargaan Nobel kepada John C. Mather (60)dan George F. Smoot (61), ilmuwan asal Amerika Serikat yang berprestasi di bidang Fisika. Mather (60 tahun) adalah peneliti pada Pusat Penerbangan Luar Angkasa atau NASA di Maryland. Sementara George F. Smoot (61 tahun) adalah peneliti pada Laboratorium Nasional Barkeley, California. Komite Nobel Swedia menilai Mather dan Smoot layak menerima Nobel karena karya mereka soal asal mula alam semesta serta obvervasi yang dilakukan, berperan besar dalam perkembangan kosmologi moderen.

NOBEL FISIKA 2004
“for the discovery of asymptotic freedom in the theory of the strong interaction”

David J. Gross, Kavli Institute for Theoretical Physics, University of California
Santa Barbara, CA, USA, b. 1941

H. David Politzer, California Institute of Technology
Pasadena, CA, USA, b. 1949

Frank Wilczek, Massachusetts Institute of Technology (MIT)
Cambridge, MA, USA, b. 1951

NOBEL FISIKA 2002

Raymond Davis Jr, born 1914 (87 years), in Washington, DC, USA (US citizen). PhD in Chemistry 1942 at Yale University, Connecticut, USA. Professor Emeritus at the Department of Physics and Astronomy, University of Pennsylvania, Philadelphia, USA.

Masatoshi Koshiba, born 1926 (76 years), in Toyohashi , Aichi, Japan (Japanese citizen). PhD 1955 at the University of Rochester, New York, USA. Professor Emeritus at the International Center for Elementary Particle Physics, University of Tokyo, Japan.

Riccardo Giacconi, born 1931 (71 years), in Genoa, Italy (US citizen). PhD 1954 at the University of Milan. President of Associated Universities, Inc., Washington, DC, USA.

2006 John C Mather dan George F Smoot
2004 David J. Gross, H. David Politzer, Frank Wilczek
2003 Alexei A. Abrikosov, Vitaly L. Ginzburg, Anthony J. Leggett
2002 Raymond Davis Jr, AS, Masatoshi Koshiba, Jepang & Riccardo Giacconi, Italia-AS
2001 Eric A. Cornell, Wolfgang Ketterle, Carl E. Wieman
2000 Zhores I. Alferov, Herbert Kroemer, Jack S. Kilby
1999 Gerardus ‘t Hooft, Martinus J.G. Veltman
1998 Robert B. Laughlin, Horst L. Störmer, Daniel C. Tsui
1997 Steven Chu, Claude Cohen-Tannoudji, William D. Phillips
1996 David M. Lee, Douglas D. Osheroff, Robert C. Richardson

1995 Martin L. Perl, AS, Frederick Reines, AS, David Lee, AS, Douglas Osheroff, AS & Robert Ricardson, AS
1994 Dr. Clifford G. Shull. AS & Dr. Bertram Brockhouse, Kanada
1993 Joseph Taylor, Russel Hulse, AS
1992 George Charpak,Prancis
1991 Pierre Giles de Gennes, Prancis
1990 Richard E. Taylor, Jerome I. Freiedman, Henry W. Kendall, AS
1989 Wolfgang Paul, Jerman Barat & Norman F. Ramsey, AS & Hans G. Dehmelt, AS
1988 Leon M. Lederman, Melvin Schwarlz, & Jack Sleinberger, AS
1987 K. Alex Muller, Swiss & J. Georg Bednorz, Jerman
1986 Ernest Ruska dan Gerd Binning,Jmr & Heinrich, Swiss
1985 Prof Klaus Von Klitzing, Jerman Barat
1984 Carlo Rubbia, Itali & Simon van der Merr, Bel
1983 Subrahmayan Shandrasekhar dan William A. Fowler, AS
1982 Kennet G. Wilson, AS
1982 Kannet G. Wilson, AS we /a
1981 Nicolass Boembergen dan Arthur Sclawlow, AS & Kai M .Sieghahn, Swedia
1980 James W.Cronindan Val L Fitch,AS
1979 Steyen Weinberg dan Seldon L. Giashow, AS & Abdus Salam, Pakistan
1978 Pyotr Kapitsa, Sovyet & Arno Penzias dan Robert Wilson, AS
1977 John H. Van Vleck dan Philip W. Anderon, AS & Nevil F. Moot, Inggris
1976 Burton Richter dan Samuel CC ling, AS
1975 James Reinwater, AS & Ben Mottelson, AS-Denmark & Aage Bohr, Denmark
1974 Martin Ryle dan Anthoni Hewish, Inggris
1973 Ivan Giaever, AS & Leo Esaki, Jepang & Brian D. Josephson, Inggris
1972 John Bardean, Leon N. Cooper dan John R. Schrieffer, AS
1971 Dennis Gabor, Inggris
1970 Louis Neel,Prancis & Hannes Alfven, Swedia
1969 Murray Gell-Mann
1968 Luis Alvarez
1967 Hans Bethe
1966 Alfred Kastler
1965 Sin-Itiro Tomonaga, Julian Schwinger, Richard P. Feynman
1964 Charles H. Townes, Nicolay G. Basov, Aleksandr M. Prokhorov
1963 Eugene Wigner, Maria Goeppert-Mayer, J. Hans D. Jensen
1962 Lev Landau
1961 Robert Hofstadter, Rudolf Mössbauer
1960 Donald A. Glaser
1959 Emilio Segrè, Owen Chamberlain
1958 Pavel A. Cherenkov, Il´ja M. Frank, Igor Y. Tamm
1957 Chen Ning Yang, Tsung-Dao Lee
1956 William B. Shockley, John Bardeen, Walter H. Brattain
1955 Willis E. Lamb, Polykarp Kusch
1954 Max Born, Walther Bothe
1953 Frits Zernike
1952 Felix Bloch, E. M. Purcell
1951 John Cockcroft, Ernest T.S. Walton
1950 Cecil Powell
1949 Hideki Yukawa
1948 Patrick M.S. Blackett
1947 Edward V. Appleton
1946 Percy W. Bridgman
1945 Wolfgang Pauli
1944 Isidor Isaac Rabi
1943 Otto Stern
1942 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1941 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1940 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1939 Ernest Lawrence
1938 Enrico Fermi
1937 Clinton Davisson, George Paget Thomson
1936 Victor F. Hess, Carl D. Anderson
1935 James Chadwick
1934 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1933 Erwin Schrödinger, Paul A.M. Dirac
1932 Werner Heisenberg
1931 The prize money was allocated to the Special Fund of this prize section
1930 Venkata Raman
1929 Louis de Broglie
1928 Owen Willans Richardson
1927 Arthur H. Compton, C.T.R. Wilson
1926 Jean Baptiste Perrin
1925 James Franck, Gustav Hertz
1924 Manne Siegbahn
1923 Robert A. Millikan
1922 Niels Bohr
1921 Albert Einstein
1920 Charles Edouard Guillaume
1919 Johannes Stark
1918 Max Planck
1917 Charles Glover Barkla
1916 The prize money was allocated to the Special Fund of this prize section
1915 William Bragg, Lawrence Bragg
1914 Max von Laue
1913 Heike Kamerlingh Onnes
1912 Gustaf Dalén
1911 Wilhelm Wien
1910 Johannes Diderik van der Waals
1909 Guglielmo Marconi, Ferdinand Braun
1908 Gabriel Lippmann
1907 Albert A. Michelson
1906 J.J. Thomson
1905 Philipp Lenard
1904 Lord Rayleigh
1903 Henri Becquerel, Pierre Curie, Marie Curie
1902 Hendrik A. Lorentz, Pieter Zeeman
1901 Wilhelm Conrad Röntgen

Daftar Peraih Nobel Kimia

Roger D Kornberg
Peraih Nobel Kimia 2006
Roger D Kornberg (59), AS, dianugerahi Nobel Kimia atas penelitiannya mengenai proses tranformasi informasi gen dalam pembentukan protein sel. Atau yang lebih dikenal dengan istilah transcription. Kornberg adalah ilmuwan pertama yang berhasil memetakan proses transkripsi. Penelitian Kornberg mengenai transformasi informasi gen dinilai sangat bermanfaat bagi penelitian di bidang kesehatan. Kesalahan dalam memahami sistem transformasi dapat mengakibatkan sejumlah penyakit bawaan seperti kanker dan kelainan jantung.

NOBEL KIMIA 2002

John B. Fenn, born 1917 (85 years) in New York City, USA (US citizen). PhD in Chemistry 1940 and Professor Emeritus 1987 at Yale University, Connecticut, USA. Since 1994 Research Professor at Virginia Commonwealth University, Richmond, Virginia, USA.
www.has.vcu.edu/che/people/fenn.html

Koichi Tanaka, born 1959 (43 years) in Toyama City, Japan (Japanese citizen). B. Eng at Tohoku University, Japan. R&D Engineer at Shimadzu Corp., Kyoto, Japan.
www.shimadzu.com

Kurt Wüthrich, born 1938 (64 years) in Aarberg, Switzerland (Swiss citizen). PhD in Inorganic chemistry 1964 at the University of Basel, Switzerland. Professor in Biophysics at ETH Zürich, Switzerland and Visiting Professor at the Scripps Research Institute, La Jolla, California, USA.
www.mol.biol.ethz.ch/wuthrich

2006 Roger D Kornberg
2004 Aaron Ciechanover, Avram Hershko, Irwin Rose
2003 Peter Agre, Roderick MacKinnon
2002 John B. Fenn, AS, Koichi Tanaka, Jepang & Kurt Wüthrich, Swiss-AS
2001 William S. Knowles, Ryoji Noyori, K. Barry Sharpless
2000 Alan Heeger, Alan G. MacDiarmid, Hideki Shirakawa
1999 Ahmed Zewail
1998 Walter Kohn, John Pople
1997 Paul D. Boyer, John E. Walker, Jens C. Skou
1996 Robert F. Curl, AS, Richard E. Smalley, AS & Sir Harold W. Kroto, Inggris
1995 Paul Crutzen, Belanda & Mario Molin, Mexico & F. Sherwood Rowland, AS
1994 George A.Olah, AS
1993 Kary B. Mullis, AS & Michael Smith, Kanada
1992 Rudolph A. Marcus, AS
1991 Richard E. Ernst, Swiss
1990 Elias James Corey, AS
1989 Thomas E. Ernst, Swiss
1988 Johann Diesenhoffer, Jerman Barat & Robert Huber, Jerman Barat & Hartmut Michel, Jerman
1987 Donald J. Cram, AS, Charles J. Pedersen, AS & Jean Marie Lehn, Prancis
1986 Dudley H. dan Yuan Lee, AS & John C. Polangi, Kanada
1985 Prof. Herbert A. Houpman dan Prof. Jerome Karle, AS
1984 R. Bruce Merrifield, AS
1983 Henry Tanbe, Kanada
1982 Aaron Klug, Afrika Selatan
1981 Kenichi Fakul, Jepang & Roald Hoffmann, AS
1980 Paul Berg,Walter Gilbert, AS & Frederick Sanger, Inggris
1979 Herber C.Brown, AS & George Wittog, Jerman
1978 Peter mitchell, Inggris
1976 William N.Lipscomb, AS
1975 John Conforth, Australia-lnggris, Vladimir Prelog, Yugoslavia-Swiss
1974 Paul J.Flory, AS
1973 Emit Otto Fischer, Jerman Geofrey Wilkinson, Inggris
1972 Christian B. Anfinsen, Stanford Moore & William H. Stein. AS
1971 Gerhard Herzberg, Kanada
1970 Luis F. Leloir, Argentina
1969 Derek Barton, Odd Hassel
1968 Lars Onsager
1967 Manfred Eigen, Ronald G.W. Norrish, George Porter
1966 Robert S. Mulliken
1965 Robert B. Woodward
1964 Dorothy Crowfoot Hodgkin
1963 Karl Ziegler, Giulio Natta
1962 Max F. Perutz, John C. Kendrew
1961 Melvin Calvin
1960 Willard F. Libby
1959 Jaroslav Heyrovsky
1958 Frederick Sanger
1957 Lord Todd
1956 Sir Cyril Hinshelwood, Nikolay Semenov
1955 Vincent du Vigneaud
1954 Linus Pauling
1953 Hermann Staudinger
1952 Archer J.P. Martin, Richard L.M. Synge
1951 Edwin M. McMillan, Glenn T. Seaborg
1950 Otto Diels, Kurt Alder
1949 William F. Giauque
1948 Arne Tiselius
1947 Sir Robert Robinson
1946 James B. Sumner, John H. Northrop, Wendell M. Stanley
1945 Artturi Virtanen
1944 Otto Hahn
1943 George de Hevesy
1942 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1941 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1940 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1939 Adolf Butenandt, Leopold Ruzicka
1938 Richard Kuhn
1937 Norman Haworth, Paul Karrer
1936 Peter Debye
1935 Frédéric Joliot, Irène Joliot-Curie
1934 Harold C. Urey
1933 The prize money was with 1/3 allocated to the Main Fund and with 2/3 to the Special Fund of this prize section
1932 Irving Langmuir
1931 Carl Bosch, Friedrich Bergius
1930 Hans Fischer
1929 Arthur Harden, Hans von Euler-Chelpin
1928 Adolf Windaus
1927 Heinrich Wieland
1926 The Svedberg
1925 Richard Zsigmondy
1924 The prize money was allocated to the Special Fund of this prize section
1923 Fritz Pregl
1922 Francis W. Aston
1921 Frederick Soddy
1920 Walther Nernst
1919 The prize money was allocated to the Special Fund of this prize section
1918 Fritz Haber
1917 The prize money was allocated to the Special Fund of this prize section
1916 The prize money was allocated to the Special Fund of this prize section
1915 Richard Willstätter
1914 Theodore W. Richards
1913 Alfred Werner
1912 Victor Grignard, Paul Sabatier
1911 Marie Curie
1910 Otto Wallach
1909 Wilhelm Ostwald
1908 Ernest Rutherford
1907 Eduard Buchner
1906 Henri Moissan
1905 Adolf von Baeyer
1904 Sir William Ramsay
1903 Svante Arrhenius
1902 Emil Fischer

1901 Jacobus H. van ‘t Hoff

Tektonik adalah proses geodinamik

Tektonik adalah proses geodinamik yang berlangsung dalam limit waktu yang relatif singkat. Bila proses geodinamik bumi yang melibatkan inti bumi, mantel bumi dan kerak bumi berlangsung sejak bumi dilahirkan sampai kiamat maka bagian-bagian proses yang waktunya lebih singkat serta hanya terbatas pada pengaruh mantel terhadap kerak bumi tercakup dalam proses tektonik. Seperti putaran roller coaster penyususn bumi mengikuti aturan putaran tertentu. Satu bagian penyusun bumi bergerak bersama mengikuti pola gerak tertentu yang didalamnya terjadi proses perpindahan materi dari yang satu ke yang lain. Dalam lintasan roller coaster terjadi berbagai macam gerak yaitu gerak lateral, vertikal, menyamping dan berputar, maka dalam kinematika seperti itu berbagai proses geologi berlangsung diberbagai tempat. Gaya-gaya gerak tersebut diuraikan kebarbagai arah sesuai dengan perubahan lintasannya. Jika satu putaran roller coaster analog dengan lahir-kiamat bumi maka variasi gerak pada kelokan lintasan roller coaster analog pula dengan proses tektonik bumi. Kinematika geodinamik serupa dengan yang dialami penumpang roller coaster pada berbagai titik lintasan.

Lipatan

Bentuk lengkung suatu benda yang pipih/lempeng, dapat disebabkan oleh 2 macam mekanisme, yaitu buckling dan bending (Sukendar Asikin, 1978). Pada gejala buckling atau melipat, gaya penyebab adalah gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan lempeng, sedang pada bending atau pelengkungan gaya utamanya mempunyai arah yang tegak lurus pada permukaan lempeng.
Gaya perlipatan pada umumnya terjadi pada lapisan batuan sedimen. Sebelum suatu urutan batuan sedimen mengalami perlipatan, batuan tersebut diendapkan dalam keadaan yang mendatar. Tetapi ada kalanya juga sudah mempunyai timbulan-timbulan, hal ini disebabkan oleh keadaan cekungannya yang sifat permukaannya tidak rata. Kemudian sejak saat pengendapannya, lapisan-lapisan sedimen tersebut telah pula mengalami tekanan-tekanan atau tarikan-tarikan oleh gaya-gaya berasal dari dalam. Kebanyakan berupa gaya tekan atau shearing. Dengan perkataan lain sedimen tersebut secara terus menerus mengalami perubahan-perubahan sepanjang sejarah pembentukkannya, dan mengakibatkan terjadinya lipatan-lipatan berukuran besar ataupun kecil.
Lipatan yang berukuran besar dapat mencapai berkilo-kilo meter untuk melaluinya, sedangkan yang berukuran kecil hanya beberapa meter sampai sentimeter.

Pengelompokkan lipatan secara morfologis
Didasarkan atas :
1. Perubahan bentuk daripada lipatan pada kedalaman.
2. Susunan atau pola daripada struktur lipatan, dilihat dalam penampang denah.